Kamis, 07 April 2022

Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

    Pengelolaan kelas menurut Nurmalasari (2019) merupakan keterampilan guru dalam mengatur atau menciptakan dan memelihara kelas agar suasana belajar dapat terkontrol secara optimal baik pada saat pembelajaran berlangsung dalam kondisi normal maupun pada saat terdapat hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas. 
 
    Pengelolaan kelas ini sangat penting bagi guru untuk mengatur jalannya pembelajaran yang efektif dan terstruktur. Untuk mendukung berjalannya pengelolaan kelas ini salah satunya dengan adanya pendekatan antara guru dan murid.   
 
      Pendekatan dalam pengelolaan kelas ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi dan situasi yang terjadi saat pembelajaran berlangsung didalam kelas. Pendekatan ini sangat diperlukan untuk seorang guru mengambil tindakan yang tepat. Adapun metode-metode yang digunakan sebagai berikut :

  • Pendekatan Instruksional 

    Menurut Mesra Murni (2018) pendekatan Instruksional adalah pendekatan yang berdasarkan pada pendirian bahwa instruksi yang dirancang dan diberikan dengan hati-hati mencegah  sebagian besar masalah manajemen kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajemen pendidikan yang efektif adalah hasil dari rencana pendidikan yang berkualitas. Peran guru adalah merencanakan secara matang kegiatan belajar mengajar yang baik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. 

    Metode instruksional ini mendeteksi perilaku yang kemungkinan akan dilakukan siswa, maka dari itu guru perlu bertingkah laku baik agar dicontoh oleh muridnya. Prinsip asah juga perlu guru terapkan dalam membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai. Dalam pembuatan perencanaan pembelajaran ini juga guru harus sudah menganalisis kemampuan dan kepribadian siswa yang beragam.

  •  Pendekatan Perubahan Tingkah Laku 

    Pendekatan ini berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip ini bisa digunakan pada perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Pendekatan pengubahan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar yaitu :

  1.  Ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar, bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan.
  2.  Proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan.

    Tugas pokok guru dalam menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku manusia yaitu pertama, penguatan positif dengan memberikan stimulus positif berupa reward or punishment. Kedua, penghukuman untuk memberikan stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera perilaku siswa yang tidak dihendaki. Ketiga, penghilangan upaya mengubah perilaku siswa dengan cara berhenti memberikan respon pada perilaku siswa yang semula dilakukan dengan respon tersebut. Keempat, penguatan negatif guna peniadaan tingkah laku siswa yang tidak disukai dengan memberikan hukuman yang selalu diberikan kepada siswa tersebut.

  • Pendekatan Sosio-Emosional

    Menurut Umar (2020) pendekatan sosio-emosional akan maksimal jika hubungan interpersonal yang baik dikembangkan di dalam kelas. Hubungan termasuk hubungan guru-murid serta hubungan siswa-siswa. Dalam hal ini, guru adalah kunci untuk mengembangkan hubungan ini. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan suasana kelas yang baik dengan menjaga hubungan interpersonal di dalam kelas. Untuk menciptakan hubungan guru-murid yang positif, memahami dan mengembangkan pandangan atau sikap yang protektif.  

     Kondisi sosio emosional yang harus dibangun oleh seorang guru meliputi :  

1) terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu terciptanya iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar yang optimal. Peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat ada guru maupun tidak ada guru;  

2) Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan peserta didiksadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya;  

3) terciptanya hubungan baik guru-peserta didik senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan serta terbuka terhadap hal-hal yangakan ada pada dirinya.

  • Pendekatan Kelompok 

    Menurut Musyayanah Eka, M. Djamal (2021) guru dapat membentuk kelompok agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Pendekatan kelompok banyak digunakan oleh guru. Pendekatan kelompok adalah metode yang digunakan ketika seorang guru mengajar mata pelajaran dimana mungkin ada kesulitan dalam mata pelajaran. Pendekatan ini dapat digunakan ketika guru  tidak dapat membantu siswa belajar di  kelas, ketika siswa diberi pekerjaan rumah, siswa mungkin telah diberi tanggung jawab.

       Pendekatan ini juga menjadi alternatif guru untuk menjadikan suasana kelas yang aktif dalam berdiskusi. Banyak metode dan model pembelajaran yang mengajak anak untuk belajar berkelompok agar tidak jenuh, lebih bersemangat, dan membantu teman yang belum mengerti dalam pelajaran. 

  • Pendekatan Eklektik, Analitik-Pluralistik
      Menurut Latipun (2011) mengemukakan pendekatan konseling eklektik adalah suatu pendekatan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode dan teori dengan tujuan untuk memahami dan menerapkannya dalam situasi konseling.

     Konselor dalam hal ini guru yang berpegang pada pola eklektik berpendapat bahwa mengikuti satu orientasi teoretis serta menerapkan satu pendekatan saja terlalu membatasi ruang gerak peserta didik. Dalam pendekatan ini guru menggunakan variasi dari sudut pandangan, prosedur, dan teknik sehingga dapat melayani masing-masing konsep sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Dari berbagai pendekatan tesebut, seorang guru berhak memilih dan mengembangkan berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas sesuai dengan kemampuannya sendiri. sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.  

    Menurut Mesra Murni (2018) metode analisis pluralistik memberikan guru kemampuan untuk memilih strategi manajemen kelas atau kombinasi dari beberapa strategi di antara pendekatan manajemen yang berbeda dianggap memiliki potensi terbesar untuk berhasil memecahkan masalah manajemen kelas dalam situasi yang  dianalisis. 




Sumber : 

Latipun, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Mesra Murni. (2018). Manajemen Kelas dan Etos Kerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. 33–37. http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/id/eprint/3257

Musyayanah Eka, M. Djamal, S. A. N. (2021). Dampak Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Di MI Ma’arif Nu Brunosari. 149–162.

Nurmalasari, N. (2019). Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v2i1.260

Umar, H. (2020). Konsep Dasar Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah. 18(1), 99–112.

 

Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

     Pengelolaan kelas menurut Nurmalasari (2019) merupakan keterampilan guru dalam mengatur atau menciptakan dan memelihara kelas agar suas...